Baru di awal November kemarin, tanggal 10 tepatnya, saya kembali menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Kali ini dengan sudut penikmatan yang berbeda, mahal tapi gratis. Begitu saya menyebutnya.
Mahal karena sudah bisa dibayangkan,berapa budget untuk setiap hal yang saya nikmati disana, gratis karena saya adalah tamu undangan. Lebih spesial karena saya bertemu keluarga yang jarang bisa berkumpul bersama…
tetapi…
Bali, jujur saya belum bisa menikmati keindahannya. Bahkan dari sudut mewah seperti ini sekalipun. Indah tapi terasa datar untuk seseorang seperti saya. tetap berucap syukur tapi langsung berganti istighfar saat mata beralih di perilaku sekitar, terutama di villa dan pantai. Oh, apalagi café…
haha, ini saya, entah kamu…
Maka di Bali saya lebih suka untuk memejamkan mata sejenak, mengarahkan pendengaran pada sayup debur ombak menerjang pantai sepi dibawah villa. Sendiri menikmati halus jejak ombak di pasir yang masih bertabur rumput laut. Merasakan halus lembut angin dikala senja dan fajar
Indah..
Semoga saya bisa kembali lagi ke sana, tapi dengan pemaknaan yang berbeda lagi tentunya. Agar saya bisa, menikmati keindahannya dari sudut pandang saya,Amin
Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar