Saya sering merasa sedih untuk beberapa hal simple yang kadang menjadi besar ketika teramat saya pikirkan
Kemudian saya memilih cuek, acuh terhadap hal-hal simple yang lantas terjadi sesudahnya. Namun sayang, yang saya acuhkan ternyata seringkali menjadi hal yang besar untuk kemudian membuat kalang kabut jalan didepan saya.
oh?
lantas harus bagaimanakah sebenarnya saya memposisikan pemikiran saya?
sebuah sinyum tersimpul ketika tanpa sengaja sebait kalimat sampai terlintas di pemikiran saya (lagi-lagi otak saya berpikir)
”hatimu pikiranmu lakumu satukan dalam sabar dan syukur”
sabar untuk hal simple yang menjadi masalah besar
syukur untuk hal simple yang menjadi rahmat yang besar
that’s right,
sekecil apapun segala sesuatu, akan menjadi hal yang besar someday
yap
besar sebagai masalah atau rahmat?
”hatimu pikiranmu lakumu satukan dalam sabar dan syukur”
:)
NB :
فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ
Fabiayyi aalaai rabbikumaa tukadzdzibaan ?
”Maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS Ar Rahman :13)
وَإِذْتَأَذَّنَرَبُّكُمْلَئِنشَكَرْتُمْلأَزِيدَنَّكُمْوَلَئِنكَفَرْتُمْإِنَّعَذَابِيلَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim : 7)
Selamat malam
Semoga bermanfaat
Mitaaa,, nek meh follow blog mu via wordpress gimana caranya sih? ga bisa ya? :-(
BalasHapus